Amebiasis adalah

May 02, 2018
amebiasis - alodokter

Amebiasis adalah infeksi parasit pada usus yang disebabkan oleh parasit Entamoebae histolytica atau disingkat E. histolytica. Entamoeba merupakan gabungan dari beberapa parasit tunggal yang bertekstur seperti jeli dan dapat hidup di dalam atau permukaan kulit manusia dan binatang. Sama seperti mikroorganisme bersel satu pada umumnya, entamoeba bergerak dengan mengubah struktur tubuhnya dan dapat berkembang biak dengan sendirinya.

Secara keseluruhan, terdapat 6 jenis entamoeba, namun hanya parasit E.histolytica yang dapat membuat seseorang sakit. Parasit ini biasa ditemukan di lingkungan yang lembap, berair dan berlumpur.
Siapa pun berisiko terkena infeksi amebiasis. Namun risiko ini lebih tinggi pada orang yang tinggal atau berkunjung ke negara beriklim tropis atau daerah dengan sanitasi buruk. Selain itu, seseorang yang memiliki daya tahan tubuh rendah dan pria yang melakukan seks sesama jenis juga berisiko terjangkit penyakit ini.

Penyebab Amebiasis

Infeksi amebiasis terjadi ketika parasit E. histolytica masuk ke dalam tubuh manusia dan menetap di dalam usus. Parasit ini umumnya menular melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi. Selain itu, seseorang juga dapat tertular setelah menyentuh tanah, air, pupuk atau tangan orang lain yang sudah terpapar tinja yang mengandung parasit tersebut. Penularan juga dapat terjadi pada orang yang melakukan seks anal, seks oral, atau pada orang yang melakukan terapi pembilasan atau irigasi usus besar (colonic irrigation).
Secara umum, parasit E. histolytica adalah parasit tidak aktif yang dapat tinggal selama berbulan-bulan di daerah lembap atau area yang telah terkontaminasi tinja yang terinfeksi. Parasit yang masuk dalam tubuh manusia akan langsung berkumpul di usus dan beralih ke siklus aktif mereka (fase tropozoit). Parasit-parasit yang aktif tersebut kemudian akan berpindah ke usus besar. Saat parasit mengenai bagian dinding usus, penderitanya dapat mengalami masalah seperti tinja yang disertai darah, diare, radang usus besar (kolitis), hingga kerusakan pada jaringan usus.
Seseorang yang sudah tertular berisiko mengalami infeksi amebiasis parah jika:
  • Kerap mengonsumsi alkohol.
  • Mengalami malnutrisi.
  • Menderita kanker.
  • Sedang hamil.
  • Menggunakan obat kortikosteroid yang dapat menekan sistem imun tubuh.
  • Sering berpergian ke negara tropis atau lingkungan yang terinfeksi.

Gejala Amebiasis

Gejala amebiasis umumnya mulai dirasakan seseorang dalam kurun waktu 7-28 hari setelah terinfeksi parasit. Perlu diingat juga bahwa tidak semua penderita akan merasakan gejala, dan kebanyakan orang hanya akan mengalami gejala yang tergolong cukup ringan, seperti:
  • Diare.
  • Nyeri hingga kram perut.
  • Buang angin berlebihan.
  • Mudah merasa lelah.
Dalam kasus tertentu, parasit dapat menembus mukosa pada dinding usus dan menyebabkan luka, atau justru menyebar ke organ hati melalui pembuluh darah dan mengakibatkan abses hati. Gejala-gejala yang dapat dirasakan saat sudah memasuki kondisi parah seperti ini adalah:
  • Rasa nyeri saat perut ditekan.
  • Disentri atau diare dengan tinja yang bercampur lendir dan darah.
  • Demam tinggi.
  • Muntah-muntah.
  • Pembengkakan di bagian perut atau hati.
  • Perforasi usus atau munculnya lubang pada usus.
  • Sakit kuning (jaundice).

Diagnosis Amebiasis

Dalam melakukan diagnosis amebiasis, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan fisik dan menanyakan aktivitas yang dilakukan pasien sebelumya, termasuk lokasi yang dikunjungi. Selain itu, beberapa tes lanjutan juga akan dilakukan untuk memperkuat diagnosa, seperti:
  • Pemeriksaan laboratorium. Sampel tinja pasien akan diperiksa di laboratorium untuk menemukan adanya parasit histolytica. Pengambilan sampel untuk pemeriksaan ini idealnya dilakukan beberapa kali pada hari yang berbeda.
  • Tes darah. Metode ini direkomendasikan dicurigai terdapat parasit histolytica di dinding usus atau organ tubuh lainnya. Tes ini juga dapat dilakukan untuk memeriksa kondisi terkait, seperti anaemia.
  • KolonoskopiDokter akan mengevaluasi kondisi kolon (usus besar) dan banyaknya parasit yang ada dengan menggunakan alat khusus seperti selang tipis yang dilengkapi kamera. Jika diperlukan, biopsi hati (pengambilan sampel jaringan hati untuk diperiksa di laboratorium) dapat sekaligus dilakukan dalam prosedur ini.
  • Pemindaian, seperti CT scan atau USG, untuk memeriksa jika terdapat peradangan pada organ tertentu.
  • Tes jarum. Tes ini biasanya dilakukan saat ada penumpukan nanah (abses) pada hati.

Pengobatan Amebiasis

Secara umum, obat-obatan yang diberikan untuk amebiasis adalah:
  • Obat antibiotik, seperti metronidazole atau tinidazole, untuk membunuh bakteri yang ada di dalam hati atau organ lainnya. Obat ini biasa diberikan bersama dengan antiparasit, seperti diloxanide furoate.
  • Obat antimual bagi penderita yang mengalami gejala mual dan muntah.
Pasien amebiasis biasanya akan disarankan untuk mengonsumsi banyak air putih dan oralit untuk mengganti cairan yang hilang. Jika kondisi yang dialami cukup parah, dokter akan memberikan cairan infus di rumah sakit.
Dalam kasus tertentu, tindakan operasi akan dilakukan jika terjadi pecahnya abses hati atau jika terdapat lubang di usus.

Komplikasi Amebiasis

Berikut adalah beberapa potensi komplikasi yang dapat terjadi pada penderita amebiasis yang tidak diobati atau yang kondisinya sudah parah, seperti:
  • Anemia atau perdarahan usus pada penderita yang mengalami radang usus besar.
  • Hambatan pada usus dikarenakan gumpalan jaringan pada dinding usus.
  • Pembentukan abses di dalam organ hati setelah bertahun-tahun terjangkit parasithistolytica.
  • Infeksi pada organ yang terjangkit, termasuk otak dan sistem saraf pusat.
  • Kematian.

Pencegahan Amebiasis

Beberapa langkah berikut dapat dilakukan untuk mencegah penularan infeksi amebiasis:
  • Cuci tangan menggunakan sabun cair setelah buang air kecil atau buang air besar. Hal ini juga perlu dilakukan setelah mengganti popok bayi dan sebelum mengolah makanan.
  • Cuci sayur atau buah sampai bersih sebelum dikonsumsi.
  • Cuci peralatan masak sampai bersih sebelum digunakan.
  • Rebus air hingga mendidih sebelum diminum.
  • Jangan mengonsumsi susu atau produk olahannya, seperti keju, tanpa dimasak atau dipasteurisasi terlebih dahulu.
  • Hindari mengonsumsi makanan atau minuman yang tidak terjamin kebersihannya, misalnya makanan yang dijual di pinggir jalan.
  • Jangan berbagi pakai alat mandi, seperti handuk atau spons, dengan siapa pun.


No comments:

Powered by Blogger.