Asidosis (Metabolik Dan Respiratorik) adalah

May 02, 2018
Image result for Asidosis



Asidosis adalah kondisi yang terjadi ketika kadar asam di dalam tubuh sangat tinggi. Berdasarkan penyebabnya, kondisi ini dibagi menjadi dua, yaitu asidosis metabolik dan respiratorik.

Asidosis metabolik disebabkan oleh ketidakmampuan ginjal mengeliminasi asam berlebih dari dalam tubuh. Asidosis metabolik sendiri bisa dibagi lagi menjadi beberapa subkategori, di antaranya:
  • Asidosis diabetik. Kondisi ini biasanya terjadi pada penderita diabetes dengan kadar insulin atau keton yang tidak terkontrol.
  • Asidosis laktat. Kondisi ini terjadi ketika kandungan asam laktat di dalam tubuh sangat tinggi. Asidosis laktat biasanya dipicu oleh konsumsi alkohol berlebih, penggunaan obat-obatan yang mengandung asam salisilat untuk jangka waktu panjang, atau kondisi-kondisi medis, seperti hipoglikemia, gagal jantung, gagal ginjal, kanker, kejang, sepsis. Selain itu, asidosis laktat juga bisa terjadi ketika tubuh kekuarangan pasokan oksigen untuk waktu yang lama atau ketika seseorang melakukan olahraga secara berlebihan.
  • Asidosis hiperkloremik. Kondisi ini terjadi ketika tubuh kekurangan zat natrium bikarbonat. Hal ini biasa terjadi ketika seseorang mengalami diare atau muntah-muntah untuk jangka waktu yang lama.
  • Asidosis tubulus renalis. Kondisi ini terjadi ketika ginjal tidak dapat membuang asam melalui urine dan justru terkumpul di darah.
Asidosis respiratorik, yang disebut juga dengan hiperkapnia asidosis atau asidosis karbon dioksida, merupakan kondisi yang terjadi ketika kadar karbon dioksida di dalam tubuh berlebih. Kondisi ini disebabkan oleh paru-paru yang tidak mampu membuang zat karbon dioksida yang diproduksi tubuh, sehingga tingkat keasaman darah dan cairan tubuh lainnya naik. Asidosis respiratorik bisa dipicu oleh:
  • Penyakit pernapasan kronis, seperti asma.
  • Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
  • Pneumonia.
  • Obesitas yang menyulitkan proses pernapasan.
  • Cedera dada.
  • Otot dada melemah.
  • Kelainan pada bentuk anatomi dada dan tulang belakang, seperti kyphosis.
  • Kelainan pada sistem saraf tubuh.
  • Apnea tidur.
  • Mengonsumsi alkohol atau obat-obatan sedatif melebihi dosis yang dianjurkan.
  • Menggunakan obat-obatan sedatif bersama dengan konsumsi alkohol.
Terdapat dua jenis asidosis respiratorik, yaitu asidosis respiratorik akut dan kronis. Asidosis respiratorik akut merupakan kondisi darurat dan harus cepat ditangani agar tidak membahayakan nyawa. Sedangkakan asidosis respiratorik kronis bukan merupakan kondisi darurat dan terkadang dialami tanpa gejala. Hal ini dikarenakan tubuh dapat beradaptasi dengan asam yang berlebih, misalnya dengan memproduksi natrium bikarbonat untuk menyeimbangkan asam-basa. Namun, perlu diingat bahwa kondisi ini dapat menjadi akut jika tidak diobati.
Risiko terkena asidosis dapat meningkat ketika seseorang memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi lemak dan rendah karbohidrat, menderita gagal ginjal, mengalami dehidrasi, atau keracunan obat.

Gejala Asidosis

Gejala dan tingkat keparahan yang dialami penderita asidosis akan berbeda-beda sesuai dengan kondisi yang dialami. Berikut adalah gejala yang biasa dialami penderita asidosis metabolik:
  • Napas pendek dan cepat.
  • Sakit kepala.
  • Linglung.
  • Mual dan muntah.
  • Mudah merasa lelah atau mengantuk.
  • Nafsu makan menurun.
  • Denyut jantung meningkat.
  • Sakit kuning.
  • Bau nafas tercium seperti aroma buah (tanda-tanda asidosis diabetik).
Sedangkan pada penderita asidosis respiratorik, berikut ini adalah gejala yang biasanya dialami:
  • Mudah merasa lelah atau mengantuk.
  • Pusing.
  • Sakit kepala.
  • Linglung.
  • Merasa gelisah.
  • Napas pendek.
  • Penglihatan buram.
Gejala seperti lesu, mengigau, hingga koma dapat terjadi jika kondisi asidosis respiratorik tidak segera diobati.
Jika penderita mengalami asidosis respiratorik kronis, gejala tidak selalu dirasakan. Namun, tanda-tanda seperti kehilangan ingatan, kesulitan tidur, dan perubahan perilaku dapat terjadi.
Segera temui dokter jika Anda merasakan gejala asidosis agar dapat ditangani secara dini.

Diagnosis Asidosis

Dokter dapat mencurigai seorang pasien menderita asidosis berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik pasien, serta peninjauan riwayat kesehatan (termasuk riwayat kesehatan keluarga pasien). Untuk memastikan kecurigaan tersebut, beberapa tes lanjutan akan dilakukan, di antaranya:
  • Tes darah. Analisa gas darah arteri dapat dilakukan untuk mengetahui kadar oksigen dan karbon dioksida dalam darah. Jenis tes darah lainnya adalah panel metabolik komprehensif guna mengetahui seberapa baik fungsi ginjal, serta untuk mengukur kadar asam (pH), kalsium, protein, gula, dan elektrolit.
  • Tes pemindaian, melalui foto Rontgen dada dan tes fungsi paru.
  • Tes urine. Tes ini dilakukan untuk mengetahui apakah kelebihan asam dalam tubuh dibuang melalui urine.

Pengobatan Asidosis

Pengobatan asidosis akan disesuaikan dokter berdasarkan jenis dan tingkat keparahannya. Pada umumnya, penanganan asidosis dilakukan di rumah sakit.
Dalam kasus asidosis hiprekloremik, dokter biasanya akan memberikan sodium bikabornat, baik dalam bentuk oral atau cairan infus. Selain itu, sodium sitrat akan diberikan jika penderita mengalami gagal ginjal.
Bagi penderita diabetes, insulin akan diberikan bersamaan dengan cairan infus untuk menyeimbangkan cairan asam. Dan bagi penderita asidosis laktik, suplemen bikarbonat, antibiotik, cairan infus, atau oksigen akan diberikan.
Jika kondisi belum parah, proses detoksifikasi dapat dilakukan, khususnya bagi pasien yang mengalami keracunan obat atau alkohol.
Pada kasus asidosis respiratorik, dokter biasanya akan memberikan obat diuretik untuk mengurangi penumbunan cairan di paru-paru dan jantung, atau menggunakan alat yang disebut continous positive airway pressure (CPAP) sebagai alat bantu pernapasan bagi penderita kelemahan otot paru lemah atau PPOK. Sedangkan pada penderita asidosis respiratorik kronis, umumnya dokter akan memberikan antibiotik, diuretik, kortikosteroid atau bronkodilator. Jika kondisi pasien cukup parah, pemasangan ventilator mekanis akan dilakukan.
Perlu diingat bahwa asidosis respiratorik akut adalah kondisi yang fatal. Pastikan Anda segera ke rumah sakit jika mengalami sesak napas atau mengalami masalah paru-paru lainnya.

Komplikasi Asidosis

Penderita asidosis berpotensi mengalami komplikasi jika tidak diobati secara dini, seperti:
  • Batu ginjal.
  • Gagal ginjal.
  • Penyakit ginjal kronis.
  • Keterlambatan dalam pertumbuhan.
  • Penyakit tulang.

Pencegahan Asidosis

Asidosis tidak dapat dicegah sepenuhnya. Meski demikian, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan agar kondisi penderita tidak memburuk, seperti:
  • Berhenti merokok agar kesehatan paru-paru tidak terganggu.
  • Menjaga berat badan agar terhindar dari obesitas.
  • Mengonsumsi air putih yang cukup untuk menghindari dehidrasi.
  • Menggunakan obat-obatan sedatif atau obat lainnya sesuai saran dokter.
  • Hindari mengonsumsi minuman beralkohol, baik selama pengobatan dilakukan atau setelahnya.
  • Menjaga kadar gula darah dengan baik.

No comments:

Powered by Blogger.