Batu Kelenjar Air Liur adalah
Batu kelenjar air liur atau sialothiasis adalah pengerasan atau kalsifikasi zat kimia dalam kelenjar air liur yang berbentuk seperti batu dan menghambat aliran air liur ke dalam mulut. Hambatan berbentuk batu tersebut sebagian besar terdiri dari kalsium dengan ukuran yang bervariasi. Ada yang kurang dari 1 milimeter, dan ada juga yang mencapai beberapa sentimeter.
Batu kelenjar air liur biasanya terjadi pada kelenjar air liur submandibula yang terletak di rahang bawah. Kondisi ini jarang ditemui pada kedua kelenjar penghasil air liur lainnya, yaitu kelenjar air liur sublingual yang terletak di bawah lidah, dan kelenjar parotis yang berada di bagian pipi. Penyumbatan menyebabkan kelenjar air liur menjadi bengkak dan terasa nyeri.
Batu kelenjar air liur bisa dialami oleh siapa saja, meskipun kebanyakan penderitanya adalah pria usia 30-60 tahun. Umumnya batu kelenjar air liur terjadi sekali seumur hidup. Namun untuk beberapa penderita, kondisi ini dapat berulang sehingga diperlukan tindakan operasi untuk mengangkat kelenjar air liur.
Gejala Batu Kelenjar Air Liur
Batu kelenjar air liur baru menimbullkan gejala jika ukurannya cukup besar. Gejala tersebut meliputi:
- Rasa nyeri pada kelenjar air liur. Nyeri ini datang sesekali jika penghambatan hanya pada sebagian saluran. Rasa nyeri akan meningkat saat kelenjar air liur sepenuhnya terhambat, terutama saat mulai mengonsumsi makanan, kemudian mereda satu atau dua jam setelah makan.
- Pembengkakan kelenjar air liur, yang ditandai dengan bengkaknya mulut, wajah, atau leher.
- Mulut kering.
- Sulit menelan atau membuka mulut.
- Infeksi pada kelenjar air liur yang ditunjukkan dengan gejala demam, area infeksi berwarna merah, mulut terasa tidak enak, serta adanya abses (nanah).
Penyebab Batu Kelenjar Air Liur
Penyebab utama batu kelenjar air liur belum diketahui secara pasti. Kendati demikian, sejumlah faktor yang berkaitan dengan perubahan aliran air liur dari kelenjar diduga dapat menimbulkan kondisi ini.
Beberapa faktor tersebut meliputi:
- Konsumsi obat yang dapat menurunkan produksi air liur, misalnya obat tekanan darah tinggi atau antihistamin.
- Kurang mengonsumsi makanan. Hal ini mengakibatkan aliran air liur menjadi berkurang.
- Dehidrasi. Kondisi ini dapat membuat air liur menjadi lebih kental.
- Cedera pada kelenjar air liur.
Diagnosis Batu Kelenjar Air Liur
Diagnosis batu kelenjar air liur diawali dengan pemeriksaan fisik, terutama pada daerah sekitar kelenjar air liur yang terlihat membengkak. Untuk menegakkan diagnosis, dapat dilakukan pemeriksaan dengan foto Rontgen, guna mendeteksi keberadaan batu pada kelenjar air liur. Dapat juga dilakukan sialografi, yaitu pemeriksaan foto Rontgen dengan terlebih dahulu menyuntikkan cairan kontras pada saluran air liur. Jika dibutuhkan gambar yang lebih detail, dokter akan merekomendasikan pemindaian dengan CT scan, MRI atau USG. Pemeriksaan lain yang juga dapat disarankan adalah sialendoskopi. Metode pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan endoskop, yaitu sebuah alat berbentuk selang tipis yang dilengkapi kamera dan lampu kecil, melalui saluran air liur.
Pengobatan Batu Kelenjar Air Liur
Tujuan utama penanganan batu kelenjar air liur adalah untuk menghilangkan batu yang menyumbat. Penanganan bisa dilakukan melalui:
- Teknik sederhana. Tujuan penanganan ini adalah untuk meningkatkan produksi air liur dan memaksa batu keluar dari saluran air liur secara spontan. Caranya adalah dengan banyak minum, mengisap permen asam atau jeruk, serta menggunakan kompres panas. Jika batu berukuran kecil, dokter dapat memijat area di mana batu berada dan mendorongnya ke luar.
- Prosedur khusus. Selain untuk diagnosa, sialendoskopi dapat juga digunakan untuk mengeluarkan batu kelenjar air liur. Tindakan ini disebut sialendoskopi terapeutik. Dalam prosedur ini, penderita akan diberi anestesi lokal terlebih dahulu sebelum alat endoskop dimasukkan melalui saluran air liur untuk menjangkau dan mengeluarkan batu dalam kelenjar air liur. Jika ukuran batu cukup besar, maka batu tersebut perlu dipecahkan dulu dengan extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL), menggunakan getaran dari gelombang suara. Selain kedua prosedur itu, dokter dapat merekomendasikan tindakan bedah jika diperlukan, dengan cara membuat sayatan kecil di sekitar mulut untuk mengangkat batu kelenjar air liur. Namun cara tersebut saat ini sudah jarang dilakukan. Pada orang yang kerap mengalami batu kelenjar air liur secara berulang, maka diperlukan operasi pengangkatan kelenjar air liur. Orang yang menjalani prosedur ini tidak perlu khawatir karena kelenjar penghasil air liur yang lain masih dapat memproduksi air liur secara memadai.
- Pemberian obat. Tujuan pemberian obat adalah untuk mengurangi rasa nyeri dan meringankan gejala. Selain itu, antibiotik juga dapat diberikan apabila batu kelenjar air liur mengakibatkan infeksi.
Pada sebagian besar kasus, penanganan terhadap batu kelenjar air liur memberikan hasil yang baik, tanpa menimbulkan komplikasi yang berarti.
No comments: