7 Masalah Tidur yang Diam-Diam Merusak Hubungan Asmara

June 07, 2018
Tidur ngorok atau masalah tidur lainnya kadang bisa membuat berbagi cerita setelah pulang kantor terasa lebih mudah ketimbang saat harus berbagi tempat tidur dengan pasangan di malam hari. Michael Breus, Ph.D., seorang psikolog klinis dari The American Academy of Sleep Medicine, mengungkap kepada Women’s Healthbahwa gangguan tidur adalah salah satu penyebab timbulnya konflik rumah tangga yang tidak disadari. Memangnya, apa saja masalah tidur yang bisa membahayakan hubungan asmara dan bagaimana cara mengatasinya? Psstt.. Baca terus ulasan berikut ini, ya!

Kurang tidur menyulut emosi

Faktanya, orang yang kurang tidur terbukti lebih gampang emosian. Kurang tidur menyebabkan pikiran berkabut yang menyulitkan Anda untuk berkonsentrasi, memusatkan perhatian, dan mengambil keputusan. Itu sebabnya emosi yang tidak terkendali juga sering membuat seseorang bertindak tanpa berpikir panjang untuk melakukan sesuatu yang buruk tanpa bermaksud melakukannya.
Hal ini telah dibuktikan oleh tim peneliti asal University of California yang mengamati 80 pasangan suami istri harmonis. Mereka melaporkan bahwa orang yang kurang tidur malam cenderung tidak menghargai pasangannya saat keesokan harinya. Bila dibiarkan terus menerus, lama kelamaan ini akan menimbulkan konflik yang merusak keharmonisan rumah tangga secara perlahan.

Berbagai masalah tidur yang dapat mengganggu hubungan asmara

Berikut ini adalah beberapa masalah tidur yang dapat mengusik hubungan asmara Anda dan pasangan.

1. Waktu tidur berbeda

manfaat tidur
Memiliki pola tidur yang sama dengan pasangan, baik saat mau tidur dan bangun tidur, memang tidak mudah. Anda mungkin merasa terganggu dengan suara alarm pasangan, terlebih bila dia langsung menyalakan lampu kamar dan bersiap-siap untuk beraktivitas. Hal sesederhana ini ternyata dapat merusak suasana hati Anda ketika menyambut pagi.
Maka itu, bicarakan dengan pasangan agar mengusahakan punya waktu tidur dan bangun yang sama. Namun bila tidak memungkinkan, buatlah kesepakatan untuk segera mematikan alarm agar tidak mengganggu kenyamanan tidur satu sama lain.

2. Tidur ngorok

pasangan tidur ngorok
Tidak sedikit orang yang mengeluh tidak bisa tidur karena terbangun mendengar suara dengkuran pasangannya di malam hari. Mungkin pasangan Anda tidak menyadari jika selama ini ia tidur ngorok, padahal Anda sudah sangat terganggu dengan masalah tidur yang satu ini.
Tenang dulu, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk membantu mengatasi kebiasaan pasangan yang ‘hobi’ tidur ngorok. Caranya adalah dengan mengubah posisi tidur pasangan menjadi menyamping, menggunakan bantal yang agak tinggi, hingga menggunakan bantuan white noise untuk menciptakan suasana tidur yang lebih nyaman.

3. Insomnia

mengatasi insomnia
Susah tidur malam mungkin menjadi hal yang biasa terjadi ketika Anda dilanda stres berat karena masalah pekerjaan. Namun, bila masalah tidur yang satu ini terjadi setidaknya tiga kali dalam seminggu, maka Anda mungkin mengalami insomnia.
Ketika seseorang mengalami gangguan tidur, kondisi emosionalnya pun akan ikut terganggu. Sebab, orang yang kurang tidur menjadi lebih mudah tersinggung dan cenderung menarik diri dari orang banyak. Tidak hanya berdampak bagi diri sendiri, ini juga bisa membuat suasana hati pasangan ikut menjadi kacau.
Jika pasangan Anda mengalami insomnia, cobalah untuk mengajaknya rutin berolahraga. Pasalnya, sebuah studi menunjukkan bahwa orang yang jarang olahraga lebih rentan terkena insomnia. Selain itu, ajaklah pasangan Anda untuk tidur lebih awal guna mengurangi insomnianya.
Bila Anda sudah melakukan segala cara namun tetap tidak berhasil, mintalah bantuan konselor atau terapis untuk membantu pasangan Anda keluar dari masalah tidurnya.

4. Sindrom kaki gelisah

Sindrom kaki gelisah
Sindrom kaki gelisah atau restless leg syndrome (RLS) adalah gangguan saraf yang membuat seseorang menggerakkan kakinya secara tak terkendali. Kondisi ini biasanya memburuk saat sore dan malam hari.
Saat terjadi di malam hari, penyakit ini biasanya akan mengganggu tidur penderita dan pasangannya. Pasalnya, sebanyak 80 persen penderita RLS sering kali tidak sengaja menendang orang yang tidur di sebelahnya. Maka tak heran bila kenyamanan tidur pasangan menjadi terancam.
Bila pasangan Anda mengalami RLS, segera temui dokter untuk mendapatkan bantuan medis. Dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan tertentu yang dapat meningkatkan kadar dopamin untuk membantu meredakan refleks menendang saat tidur. Pastikan untuk selalu menerapkan pola hidup yang sehat, seperti mengurangi kafein dan merokok, olahraga teratur, dan pijat di bagian kaki untuk mengurangi gejala RLS.

5. Sleep apnea

obstructive sleep apnea penyakit ngorok
Bukan hanya sekadar mendengkur alias ngorok, penderita obstructive sleep apnea sering kali tiba-tiba terbangun saat tidur karena berhenti bernapas. Sleep apnea membuat penderitanya, dan sering kali pasangannya, tidak mendapatkan cukup istirahat.
Sleep apnea dapat meningkat risikonya pada penyakit kronis, seperti diabetes, masalah kardiovaskular, dan obesitas. Bahkan, orang yang mengalami sleep apnea juga dapat mengalami disfungsi ereksi.
Namun jangan cemas dulu. Berdasarkan sebuah penelitian terhadap 80 pria dengan disfungsi ereksi dan sleep apnea, pengobatan dengan alat CPAP setidaknya selama tiga bulan dapat membantu menurunkan tingkat disfungsi ereksi pada pria dan memperbaiki kualitas tidurnya.

6. Beda setelan suhu kamar

penataan kamar
Meski sepele, perdebatan soal suhu kamar tidur yang ideal bisa menjadi duri dalam selimut Anda dan pasangan. Anda mungkin lebih nyaman dengan suhu kamar yang hangat, sementara pasangan Anda lebih menyukai suhu dingin agar bisa tidur nyenyak. Maka mungkin tak jarang Anda dan si dia jadi sering rebutan remote AC.
Hal ini harus dikompromikan dengan baik. Anda tentu tidak ingin menghabiskan setiap malam dengan rasa menggigil, begitu pula pasangan Anda yang tidak ingin terus berkeringat di malam hari karena kepanasan.
Solusi terbaik untuk mengatasinya adalah dengan mengatur suhu kamar bersama-sama. Penelitian mengungkapkan bahwa suhu kamar terbaik untuk tidur adalah 18-22 derajat Celcius. Rentang suhu ini sejuk karena tepat berada di tengah-tengah antara hangat dan dingin.
Bila pasangan Anda masih merasa kedinginan dengan suhu ini, sediakan selimut yang lebih tebal untuknya atau minta ia menggunakan kaus kaki tebal saat tidur untuk membuat kakinya tetap hangat. Jika Anda yang merasa kepanasan, pakai selimut yang tipis dan pertimbangkan pakai baju tidur yang berbahan halus serta menyerap keringat. Dengan demikian, Anda dan pasangan dapat tidur nyenyak tanpa harus saling mengusik.

7. Kebiasaan sebelum tidur

nonton TV
Setiap orang tentu memiliki kebiasaan yang berbeda-beda menjelang tidur. Ada yang memilih untuk menonton TV sampai tertidur, menyalakan atau mematikan lampu kamar, atau tidur bersama hewan peliharaan.
Hati-hati, kebiasaan sebelum tidur yang berbeda dapat memicu konflik satu sama lain. Ambil contoh, suara TV mungkin dapat membantu pasangan Anda lebih cepat tidur, sementara Anda butuh keheningan agar bisa tidur nyenyak.
Tenang dulu, setiap masalah tidur memiliki solusinya masing-masing. Cobalah untuk memasang timer otomatis pada TV dan segeralah tidur. Perhatikan lagi apakah pasangan Anda berhasil tidur meski TV sudah dalam kondisi mati. Jika suara TV tetap harus menggema di dalam kamar, cobalah untuk menggunakan sumbat telinga (earplug) untuk membantu Anda tidur.

No comments:

Powered by Blogger.