Mengenal 3 Tipe Hemofilia: Hemofilia A, B, dan C Beserta Gejala-Gejalanya
Pada umumnya, darah dari bagian tubuh yang terluka akan berhenti setelah beberapa saat. Lain ceritanya dengan orang-orang yang memiliki penyakit hemofilia. Hemofilia adalah kondisi genetik (turunan) yang mengakibatkan tubuh tidak bisa membekukan darah. Ada tiga macam tipe hemofilia yang paling umum, yaitu hemofilia A, hemofilia B, dan hemofilia C. Pelajari apa beda ketiganya di artikel ini.
Jenis-jenis penyakit hemofilia
Penyakit hemofilia adalah gangguan perdarahan yang diakibatkan oleh kekurangan protein faktor pembekuan darah. Akibatnya, darah tidak bisa menggumpal normal sehingga ketika Anda terluka, luka tersebut akan sangat lama sembuhnya.
Ada tiga tipe hemofilia yang perlu Anda ketahui, yaitu:
Hemofilia A
Hemofilia tipe A sering juga disebut sebagai hemofilia klasik atau hemofilia yang “didapat” karena tidak disebabkan oleh faktor genetik.
Hemofilia tipe pertama ini terjadi saat tubuh kekurangan faktor pembeku darah VIII yang umumnya terkait dengan kehamilan, kanker, penggunaan obat-obatan tertentu, juga berkaitan dengan penyakit seperti lupus dan rheumatoid arthritis.
Tipe hemofilia A termasuk langka dan sangat berbahaya.
Hemofilia B
Berbeda dengan hemofilia A, hemofilia B terjadi karena tubuh kekurangan faktor pembeku darah IX. Kondisi ini biasanya diwariskan oleh ibu, tapi bisa juga terjadi ketika gen berubah atau bermutasi sebelum bayi dilahirkan.
Hemofilia B cenderung lebih banyak terjadi pada anak perempuan dibanding anak laki-laki. Dilansir dari Medical News Today, sekitar 1 dari 5.000 bayi laki-laki yang lahir mengalami hemofilia A. Sekitar 1 dari 30.000 bayi laki-laki mengalami hemofilia B. Jadi, penyakit hemofilia A sebenarnya lebih umum daripada hemofilia B.
Hemofilia C
Dibanding dua tipe hemofilia di atas, kasus hemofilia C tergolong amat jarang ditemukan. Hemofilia tipe C disebabkan oleh tubuh yang kekurangan faktor pembeku darah XI.
Hemofilia C juga cukup sulit untuk didiagnosis karena meski perdarahannya berlangsung lama, aliran darahnya sangat ringan sehingga lebih sulit diketahui dan dikelola.
Apakah hemofilia A, B, dan C memiliki gejala yang berbeda?
Walaupun berbeda, gejala yang ditimbulkan oleh tiga tipe hemofilia ini hampir serupa.
Gejala umum hemofilia meliputi mudah memar, mudah berdarah (sering mimisan, BAB berdarah, muntah darah, atau urin berdarah), nyeri sendi, mati rasa, dan kerusakan sendi.
Segera konsultasi ke dokter terutama jika Anda menemukan gejala khas, yaitu bagian tubuh mudah memar dan perdarahan yang sulit dihentikan.
Bagaimana hemofilia didiagnosis?
Kebanyakan kasus hemofilia adalah kondisi genetik. Maka, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mendiagnosisnya. Setelah pemeriksaan fisik dasar, hemofilia bisa didiagnosis dengan tes darah untuk kemudian dicari tahu faktor pembekuan darah mana yang kurang jumlahnya. Cara ini juga dapat memberi tahu dokter hemofilia tipe apa yang dimiliki oleh pasiennya.
Dari sampel darah akan diketahui juga tingkat keparahan gejala, seperti:
- Hemofilia ringan ditunjukkan dengan faktor pembekuan dalam plasma di antara 5 sampai 40 persen.
- Hemofilia sedang ditandai dengan faktor pembekuan dalam plasma sekitar 1 sampai 5 persen
- Hemofilia berat diidnikasi dengan faktor pembekuan dalam plasma kurang dari 1 persen.
Kemudian, dokter akan mempertimbangkan pengobatan yang dilakukan sesuai dengan keparahan hemofilia yang Anda miliki. Untuk saat ini, belum ada pengobatan yang benar-benar menyembuhkan hemofilia. Penggunaan obat-obatan hanya mampu mengurangi gejala dan mencegah kondisi bertambah parah.
No comments: