6 Tips Aman Kenalan Online
Kecanggihan teknologi zaman sekarang semakin memungkinkan kita memperluas pergaulan dengan biaya yang lebih murah dan waktu yang lebih efisien.
Tidak terkecuali menambah relasi untuk tujuan percintaan.
Beragam aplikasi bermunculan memudahkan para penggunanya saling berkenalan dan berinteraksi hingga berujung ke pelaminan. Namun sayang, tidak semua kenalan online itu aman. Sebagian orang masih ada yang jadi korban penipuan dan mengalami banyak kerugian. Mulai dari kerugian materi maupun non materi.
Lalu, bagaimana cara agar kenalan online tetap aman dan terhindar dari penipuan?
Silakan teruskan baca artikel ini..
1. Google It!
Modus dari para penipu online biasanya adalah meminta calon korbannya mengirim sejumlah uang dengan alasan bermacam-macam. Ada yang mengaku hanya meminjam, sampai "tes kesetiaan" berhubung dia dan calon korban sudah menjalin hubungan dan berencana menikah #PREEET.
Dan tahukah kamu bahwa para pemodus itu menggunakan akun palsu/kloning serta menggunakan foto orang lain untuk digunakan sebagai profile picture mereka.
Itulah mengapa penting bagi kamu untuk mengetahui keaslian foto yang mereka gunakan.
Nah, cara termudah dan tercepat untuk mengetahuinya adalah dengan menggunakan bantuan Google!
Langkah pertama: Buka Google via komputer/laptop lalu pilih menu image di kanan atas maka kamu akan mendapatkan tampilan seperti ini. (lihat screenshot) Ohya sekali lagi, cara ini hanya bisa kamu lakukan via pc bukan via handphone
Langkah kedua: Klik simbol kamera, lalu Google akan memberikan 2 pilihan untuk kita. Kita bisa memilih cara copy-paste url gambar yang ingin kita tes atau pilih pilihan kedua yaitu dengan cara meng-upload gambar tersebut.
Dalam contoh kali ini saya memilih cara meng-upload gambar karena gambar yang ingin saya tes adalah profile picture saya pribadi yang file-nya sudah tersimpan di laptop.
Langkah ketiga: Google membuktikaaan. Setelah kamu berhasil meng-upload gambar, maka Google akan memberikan hasilnya. Dalam hal ini, saya melakukan tes untuk foto saya sendiri, Jose Aditya. Lalu hasil yang ditampilkan oleh Google adalah akun telegram saya dan beberapa artikel yang saya tulis dan menggunakan foto tersebut sebagai profile picturenya.
Alhamdulillah setelah saya perhatikan, semua hasil yang ditampilkan Google 100% benar. Dan beruntungnya lagi, saya tidak menemukan siapapun menggunakan foto tersebut selain diri saya sendiri.
Nah kamu juga bisa cek sendiri ladies, apakah profile picture kamu hanya kamu yang menggunakan atau jangan-jangan ada orang lain yang memakainya untuk kepentingan lain? Hmm... Cek..cek..cek!
Inilah kuncinya!.
Lakukan tes yang sama untuk mengetahui keaslian foto kenalan online kamu.
Jika Google menampilkan hasil nama yang sama maka kemungkinan besar foto tersebut asli dan kamu berkenalan dengan manusia sungguhan bukan akun palsu/kloningan.
Sedangkan seandainya Google menampilkan hasil beragam, contohnya saya mengupload foto seseorang bernama Christy namun ternyata hasil yang saya dapat menunjukkan foto tersebut juga dimiliki oleh akun sosial media seseorang bernama Permata dengan latar belakang profesi dan biodata yang berbeda.
Maka bisa jadi foto tersebut adalah hasil foto curian. Kalau sudah begini maka kita wajib berhati-hati dan bila perlu langsung block saja!
2. TOO-GOOD-TO-BE-TRUE!
Mayoritas pelaku penipuan online mengaku dirinya bekerja di bidang pekerjaan yang tergolong mapan seperti di bidang militer, perminyakan, BUMN, dan lain sebagainya.
Selain itu, mereka juga akan membuat biodata mereka terlihat seperti sosok pria idaman para wanita.
Hal ini sengaja mereka lakukan untuk membuat kagum para calon korban mereka.
Selanjutnya, meskipun usia perkenalan masih singkat, mereka tidak segan untuk mengumbar janji-janji manis seperti janji akan menikahi, membangun rumah di Indonesia untuk tempat tinggal setelah kalian menikah, membeli ini itu, dan sebagainya.
Celakanya, para korban yang haus kasih sayang ini tidak sadar bahwa semua yang mereka alami itu too-good-to-be-true.
Jadi jika diurutkan skenarionya akan seperti ini:
- kenalan
- ngobrol2 singkat, bangun kedekatan sambil pamer supaya calon korban kagum
- umbar janji
- ketika mereka merasa calon korbannya sudah dapat ditaklukkan hatinya, kemudian dilanjutkan dengan modus minta transfer.
Jadi jika diurutkan skenarionya akan seperti ini:
- kenalan
- ngobrol2 singkat, bangun kedekatan sambil pamer supaya calon korban kagum
- umbar janji
- ketika mereka merasa calon korbannya sudah dapat ditaklukkan hatinya, kemudian dilanjutkan dengan modus minta transfer.
3. Jangan Mudah Percaya
Selain meminta transfer sejumlah uang, tidak sedikit penipu online ini meminta hal-hal privasi seperti password sosial media, email, atau meminta korban mengirimkan foto-foto mereka (yang paling ekstrem biasanya foto tanpa busana).
Ladies, please be smart. Memberikan sesuatu yang berharga pada oraang yang bru saja kamu kenal adalah sebuah tindakan ceroboh!
Jika kamu sudah member MJ, silakan cek sebuah studi kasus di Grup Facebook Magnet Jodoh tentang bagaimana seorang wanita mudah tertipu karena naluri wanitanya dipermainkan dan bagaimana solusinya.
4. Yang Pasti-Pasti Aja
Mayoritas penipuan online berawal dari sebuah friend request dari orang tak dikenal, a random person.
Ini artinya, kalian tidak memiliki mutual friend, komunitas yang sama, dan almamater yang sama.
Tidak ada kesamaan apapun adalah tanda awal untuk berhati-hati.
Untuk alasan keamananan dan terhindar dari penipuan, saya lebih suka menyarankan wanita untuk join di grup komunitas tertentu seperti komunitas lari, travelling, dll daripada berkenalan dengan orang random.
Selain lebih mudah membangun keakraban karena kamu dan anggota didalamnya mempunyai kesukaan yang sama, kamu juga bisa mengakses mereka di pertemuan offline yang pastinya menyenangkan.
Kamu juga bisa mengadu pada admin grup yang bersangkutan apabila mengalami hal yang tidak menyenangkan dari sesama anggota grup.
5. Galau & Desperate = Sasaran Empuk!
Mereka yang galau dan desperate akut biasanya adalah calon korban yang ideal untuk didekati.
Karena mayoritas mereka biasanya haus kasih sayang, perhatian, dan gampang "kalap" ketika didekati pria yang kelihatannya "sempurna".
Maka coba cek lagi postingan-postinganmu di sosial media. Apakah mayoritas berisi pernyataan galau dan desperate? Jika YA, kamu sudah tau kan apa yang harus dilakukan?
Karenanya, mulai dari sekarang dan seterusnya.. jika kamu galau dan desperate, cukup cerita pada teman yang bisa kamu percaya. Tidak perlu mengumumkannya pada seluruh dunia.
Kecuali memang niat memberi kesempatan para penipu online.
6. Tentukan Siapa yang (Boleh) Mendekat
Tidak peduli cara mana yang kamu pillih untuk menambah relasi, apakah dengan cara kenalan online ataupun offline. Yang terpenting adalah kualitas diri kita.
Entah berapa banyak wanita diluar sana yang kisah cintanya selalu berujung pada sakit hati dan trauma.
Perkenalannya selalu berujung pada perpisahan yang tidak enak.
Kenalan online, ujung-ujungnya kena tipu.
Kenalan offline, ujung-ujungnya si pria kabur semua karena needy duluan.
Seandainya saja mereka lebih fokus membangun kualitas diri daripada mengejar pria, maka mereka tidak perlu susah payah mendapatkan pria terbaik. Apalagi jika wanita sudah paham betul kriteria pria yang tepat untuknya.
Alhasil mereka tidak perlu capek-capek bertemu pria random lalu menjalani hubungan yang tidak jelas arah dan tujuannya.
Apapun caranya, kenalan online atau offline, kualitas diri kita akan menentukan siapa yang (boleh) mendekat
Kalau kamu, lebih suka kenalan online atau offline? Share dong di kolom komentar!
No comments: